
MAN 1 Kota Payakumbuh, Humas – Jum’at, 24 Januari 2025, MAN 1 Kota Payakumbuh menggelar acara “Alek Gadang” yang bertajuk Kearifan Lokal dan Modifikasi Makanan Tradisional. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dari beberapa mata pelajaran terkait, di antaranya: Sosiologi, Seni Budaya, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewirausahaan, Ekonomi, dan Geografi. Kegiatan ini merepresentasikan prosesi adat masing-masing daerah, seperti adat Manjapuik dan Maanta Marapulai, Turun Mandi, dan lain-lain.
Kegiatan yang melibatkan seluruh siswa fase F2 (kelas XII) ini didampingi oleh masing-masing walikelas dan guru mata pelajaran terkait. Dengan mengusung adat dari berbagai daerah seperti Sijunjung, Payakumbuh, Bukittinggi, Lima Puluh Kota, dan Pesisir Selatan, kegiatan diawali dengan pawai arak-arakan yang menampilkan kekhasan masing-masing adat, baik dari segi pakaian maupun perlengkapan yang dibawa. Iring-iringan tersebut menuju lapangan madrasah untuk menggelar prosesi makan bajamba. Hidangan disajikan sesuai dengan prosesi adat yang ditampilkan oleh masing-masing kelompok.
Ketua panitia, Delvia Nora, menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan agar siswa tidak kehilangan jati dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang berbudaya di tengah arus modernisasi. Sejalan dengan itu, Kepala Madrasah, H. Muhammad Suhardi, mengapresiasi dan mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan event yang perlu dijadikan tolok ukur untuk ke depannya dalam melestarikan adat-istiadat yang mengakar serta mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Di tengah arus modernisasi, kita tidak boleh kehilangan jati diri sebagai masyarakat yang berbudaya. Modernisasi bukan berarti meninggalkan akar budaya kita, tetapi justru menjadi momentum untuk memperkenalkan dan melestarikan adat-istiadat kepada generasi mendatang.” ungkap Kepala Madrasah.
Kegiatan ini memberikan pelajaran berharga, baik sebagai individu, sebagai masyarakat, maupun dalam konteks berbangsa secara luas. Kedepannya kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat upaya pelestarian adat-istiadat yang telah mengakar di masyarakat dalam upaya membentuk jati diri generasi penerus yang berbudaya. (Rina – Humas)